Senin, 18 Februari 2013

Perkiraan NASA Soal Meteor Meleset

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan meteor Rusia yang meledak pada Jumat pagi pekan lalu lebih besar dan lebih kuat dari perkiraan sebelumnya. Perkiraan lembaga tersebut sempat beberapa kali direvisi.

Beberapa jam setelah meteor tersebut meledak, Jumat sore silam, NASA memperkirakan meteor memiliki ukuran 15 meter, dan dapat memicu ledakan setara dengan 300 kiloton ledakan. NASA sempat merevisi energi ledakan meningkat menjadi 470 kiloton.

Pada Jumat malam, NASA kembali merevisi perkiraan ukuran dan kekuatan ledakan meteor yang menghancurkan kawasan Ural dan melukai sekitar 1.000 orang tersebut.

Dalam pernyataannya, pejabat NASA kemudian mengatakan ukuran meteor diperkirakan sedikit lebih besar, sekitar 17 meter dengan kekuatan ledakan sekitar 500 kiloton.

Namun, menurut Peter Brown, Direktur Pusat Ilmu Keplanetan dan Eksplorasi di University of Western Ontario di Kanada, meteor itu diperkirakan sebesar 50 kaki, atau sekitar 15 meter. "Ledakannya diperkirakan lebih dari 100 kiloton TNT, dan lebih besar dari ledakan di Tunguska," jelas Brown.

Perkiraan NASA soal berat batu angkasa tersebut juga meleset. Awalnya, badan antariksa ini mengira massa meteor sekitar 7.000 ton.

Tapi, kemudian para ilmuwan pada Jet Propulsion Laboratory (JBL) NASA di Pasadena, California, merevisi massa menjadi sekitar 10.000 ton dengan kecepatan luncur 64.373 km/jam saat meledak.

"Perkiraan ini baru dihasilkan dengan menggunakan data baru yang telah dikumpulkan dari lima stasiun infrasonik tambahan yang terletak di seluruh dunia," tutur salah satu pejabat JPL, dalam pernyataan yang dilansir Space, 18 Februari 2013.

"Rekaman pertama di Alaska, meteor berada 6.500 kilometer jauhnya dari Chelyabinsk," katanya.

Stasiun infrasonik mendeteksi Bolide, atau gelombang suara frekuensi rendah yang menyertai meteor. Meteor tersebut memasuki atmosfer bumi dan meledak di Chelyabinsk pada 14 Febuari 2013 pukul 10:20 malam waktu Amerika Serikat dan Kanada.

Meteor ini meluncur ke Bumi beberapa jam sebelum asteroid 2012 DA14, batu ruang angkasa berukuran setengah lapangan sepakbola, yang mendekat ke Bumi juga pada malam setelah tragedi meteor.

Asteroid 2.012 DA14 mendekati bumi pada jarak jarak 27.000 kilometer. Namun, batu angkasa ini tidak mengancam penghuni Bumi.

NASA juga menegaskan, meski jarak peristiwa kedua benda angkasa hampir bersamaan, tapi ini tidak berkaitan mengingat jalur asteroid dan ledakan meteor Rusia memiliki lintasan yang berbeda secara signifikan.

Pada Jumat malam waktu Amerika Serikat, juga nampak bola api lain di angkasa San Francisco Bay Area, California. Peristiwa ini juga tidak berkaitan dengan kedua benda langit yang disebutkan di atas.

Peristiwa meteor Rusia, menurut ilmuwan NASA merupakan kejadian langka. Kejadian serupa terjadi terakhit kali pada 1908, yang kemudian dikenal dengan peristiwa Tunguska. Saat itu, batu luar angkasa meledak di Sungai Tunguska di Siberia, Rusia dan meratakan 2.137 km persegi lahan hutan tak berpenghuni.

"Kami memperkirakan peristiwa sebesar ini terjadi sekali lagi setiap 100 tahun," kata Paul Chodas, ilmuwan Near-Earth Object Program Office NASA di JPL.

sumber : vivavews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar